
Fly To Saigon
Finally terbang juga ke Saigon. Setelah seharian meeting di Jakarta sama Auditor di Plaza 89 Kuningan and lunch bareng ama Dewi, accounting Managernya JALan Tour di Kyoi Prince - Sudirman. Sekalian gue pamitan juga ama GM-nya Dewi. Lumayan capek dan kurang tidur karena kemarin juga baru balik dari Bangkok. Di pesawat begitu duduk gue langsung tidur selama perjalanan.
Finally I am flying to Saigon after I met with auditors at Plaza 89 Kuningan and lunch with Dewi, the accounting Manager of JALan Tour at Kyoi Prince – Sudirman, Jakarta for permission that I will leaving from JAL Group company to her GM. Very tired and not enough sleep last night due to just back from Bangkok, in the flight I directly fall sleep along way.
Tan Son Nhat Airport
Dag Dig Dug juga waktu nyampe international airport terbesar di Vietnam yang dikasih nama Tan Son Nhat karena dibangun di desa Tan Son Nhat tahun 1930 pada jaman pemerintahan Perancis. Luas airport ini sekitar 7 kilometer persegi. Gue sempet nervous juga ngeliat suasananya berasa sepi dan asing banget. Gak keliatan kayak international airport yang rame dan sibuk seperti di negara-negara lain. Jangan-jangan temen-temen gue bener kalo gue emang terlalu berani dan nekat traveling ke negara yang baru mulai bangkit dari suasana perang dengan USA ini. Aduuhhh … pikiran gue campur-aduk rasanya, apalagi udah tengah malem, nggak tahu musti stay dimana, orang-orang ditanya gak da yang ngerti bahasa Inggris … ampun deh udah pasrah aja gue … apa yang terjadi terjadilah :)
I was very nervous when arriving at the biggest International Airport in Vietnam, named Tan Son Nhat due to build in the Tan Son Nhat village on 1930 in the French colony period. The airport has 7 square kilometers. I was nervous when I saw the airport situation very quiet and strange. It didn’t look like busy and crowded International airport such as another country. I was thinking that what my friends told me that I am to brave and determined to travel to the country which just woke up from the war situation with USA. Aaahhh … So many thought in my mind, it’s past middle night already, don’t know where I should stay, I couldn’t talk with the people here due to they don’t speak English … oh my God, I was very surrender … what ever will happen, let it happen :)
Finally terbang juga ke Saigon. Setelah seharian meeting di Jakarta sama Auditor di Plaza 89 Kuningan and lunch bareng ama Dewi, accounting Managernya JALan Tour di Kyoi Prince - Sudirman. Sekalian gue pamitan juga ama GM-nya Dewi. Lumayan capek dan kurang tidur karena kemarin juga baru balik dari Bangkok. Di pesawat begitu duduk gue langsung tidur selama perjalanan.
Finally I am flying to Saigon after I met with auditors at Plaza 89 Kuningan and lunch with Dewi, the accounting Manager of JALan Tour at Kyoi Prince – Sudirman, Jakarta for permission that I will leaving from JAL Group company to her GM. Very tired and not enough sleep last night due to just back from Bangkok, in the flight I directly fall sleep along way.
Tan Son Nhat Airport
Dag Dig Dug juga waktu nyampe international airport terbesar di Vietnam yang dikasih nama Tan Son Nhat karena dibangun di desa Tan Son Nhat tahun 1930 pada jaman pemerintahan Perancis. Luas airport ini sekitar 7 kilometer persegi. Gue sempet nervous juga ngeliat suasananya berasa sepi dan asing banget. Gak keliatan kayak international airport yang rame dan sibuk seperti di negara-negara lain. Jangan-jangan temen-temen gue bener kalo gue emang terlalu berani dan nekat traveling ke negara yang baru mulai bangkit dari suasana perang dengan USA ini. Aduuhhh … pikiran gue campur-aduk rasanya, apalagi udah tengah malem, nggak tahu musti stay dimana, orang-orang ditanya gak da yang ngerti bahasa Inggris … ampun deh udah pasrah aja gue … apa yang terjadi terjadilah :)
I was very nervous when arriving at the biggest International Airport in Vietnam, named Tan Son Nhat due to build in the Tan Son Nhat village on 1930 in the French colony period. The airport has 7 square kilometers. I was nervous when I saw the airport situation very quiet and strange. It didn’t look like busy and crowded International airport such as another country. I was thinking that what my friends told me that I am to brave and determined to travel to the country which just woke up from the war situation with USA. Aaahhh … So many thought in my mind, it’s past middle night already, don’t know where I should stay, I couldn’t talk with the people here due to they don’t speak English … oh my God, I was very surrender … what ever will happen, let it happen :)
No comments:
Post a Comment