Akhirnya kita berhiking
ria juga. Sang guide membawa kita jalan masuk ke dalam hutan. Masih curious mau
ngapain sebenernya di dalam hutan ini, tiba-tiba guide kita berhenti di suatu
tempat yang dipenuhi oleh daun-daun kering yang berguguran dari atas. Ternyata
di bawah dedaunan kering ada kotak penutup dari kayu kurang lebih berukuran 50
X 30 cm. Begitu kotak tersebut diangkat ternyata itu adalah pintu masuk sebuah
terowongan bawah tanah. Kecil banget, pas seukuran badan doang ….. sempit dan
serem bener kayaknya kalo masuk. Apalagi pada saat si guide newarin siapa yang
mau coba masuk dan ngeliat ke dalam, ternyata nggak ada yang punya nyali …
huahahahhaha …. Tapi bukan Liza kalo nggak nekat nyobain sesuatu yang exciting.
Sambil ngatain chicken ke bule-bule yang dari tadi iseng ngegangguin gue, gue
masuk ke lobang gelap gulita dan sempit. Huuuuaaaaaahhh … serem banget …
sampai-sampai gue kagak bisa napas.
Finally we have
hiking too. My guide took us way into the woods. Still curious what we are
going to do in this forest. Our
guide suddenly stopped in a place full of dead leaves that fall from above. It
turns out there dry leaves under the cover of the wooden box measuring
approximately 50 X 30 cm. Once the box is removed it turns out it is the
entrance to an underground tunnel. Very small, fitting the size of the body
..... so scary and narrow if we entered. Especially when the guide offered us
who would try to enter and seeing inside, it turns out nobody had the guts ...
huahahahhaha .... But it was not Liza if not reckless to try something exciting.
While I said chicken to the guys who had been teasing me since in the video
room, I entered the dark and narrow hole. Huuuuaaaaaahhh ... really scary ...
to the point that I couldn’t breath.

Memasuki kompleks
terowongan, ada beberapa patung
prototype pejuang Vietcong menyambut
kami. Dibuat persis seperti orang beneran. Dari jauh patung-patung itu memberi
kesan benar-benar sesosok manusia. Dan entah kenapa, kesannya menyeramkan! Di
depannya ada tank-tank Amerika, rumah tempat memajang jebakan-jebakan perang
dan rumah terbuka yang menyimpan tumpukan selongsong bom-bom Amerika, termasuk
tumpukan cluster bomb.
Entering the tunnel complex, there are three Vietcong
fighters prototype statue greeted us. Made just like real people. From a
distance the sculptures that give the impression of truly human figure. And
somehow, it felt creepy! In front there are American war tanks, an open house
for self made trap weapon and an open house that holds the pile sleeve American
bombs, including cluster bombs pile.

Perjalanan terus
dilanjutkan ke dalam hutan. Ternyata ada beberapa pintu masuk dan keluar
terowongan yang saling berkaitan satu sama lain. Sang guide menawarkan apakah kita
mau melihat semua atau hanya sebagian saja. Terowongan ini konon panjangnya lebih
dari 200 km. Tapi kemudian dia bilang, kita coba dulu deh dengan terowongan
yang paling pendek, kalo masih bertahan baru dilanjut ke terowongan berikutnya.
Kita liat siapa yang bakal kalah perang katanya. Pertama kali masuk kita dibawa
ke terowongan yang panjangnya hanya 20-an meter. Pintunya terbuka dan ada
pelindung dari daun kelapa diatasnya. Setelah melalui tangga, kami langsung
masuk ke dalam terowongan. Dan di depan kami ada sebuah terowongan yang hanya
cukup untuk satu orang dengan berjalan membungkuk, ukurannya kira-kira lebar 75
cm dan tinggi kurang dari satu meter. Sempit sekali, dan gelap. Penerangan
hanya dari sinar matahari yang masuk melalui ujung lorong sempit ini. Jalan
membungkuk pun cukup sulit juga. Jadi membayangkan bagaimana pejuang Vietcong
di tempat ini membawa senjata, dan dalam situasi perang dan dibombardir udara
dari tentara Amerika dari udara dan darat. Serem banget!

The
journey continued into the woods. Apparently there are several entrances and
exits of tunnels interconnected with each other. My guide asked if we want to
see all or only part of it. The tunnel is supposedly more than 200 km in
length. But then he says, we try first with most short tunnel, if still survive
we continued into the next tunnel. We will see who is become a war looser. The
first time we brought to the tunnel entrance length is only 20-meter. The door
opened and there are protective of palm leaves on top. After going through the
stairs, we immediately get into the tunnel. And in front of us there is a tunnel
which is only enough for one person to walk bent, its size is approximately 75
cm wide and less than one meter high. Very narrow and dark. Illumination only
from the sun coming through the narrow channel of this. The road was quite
difficult to bend, too. So imagine how the Vietcong fighters carrying weapons
in this place, and in situations of war and air bombardment from U.S. forces
from air and land. So scary!

Karena
capek membungkuk, gue akhirnya jalan sambil jongkok. Sialnya bule di depan gue
badannya lumayan gede stag kejepit karena saking sempitnya terowongan.
Waduuuuhhh …. Rasanya lama banget dia nggak jalan-jalan. Gue dah panas dingin
terjepit di dalem lubang yang nggak bisa maju ataupun mundur. Rasanya kayak
dikubur hidup-hidup. Untungnya gue selalu bawa handphone yang ada senter kecil.
Jadi gue nggak terlalu panic di dalam. Begitu gue liat pintu keluar pertama,
gue langsung keluar nggak pengen ngelanjutin ke terowongan selanjutnya. Bodo
amat deh gue dibilang looser … he he he he … ternyata nggak cuma gue yang jadi
tentara kalah perang.
Because
of tired of bending, I finally walk with squat. Unfortunately Caucasians in
front of my body pretty big and stag because so narrowness of the tunnel. Aaaahhhh
.... It was a long time he did not really walk. I was chills sandwiched in hole
can not forward or backward. It was like being buried alive. Luckily I always
carry a cell phone there is a small flashlight. So I'm not too panic on the
inside. As soon as I exit the first clay, I do not want to continue straight
out into the next tunnel. I don’t care become a looser ... he he he he ... It was
not just me become the looser army.
Cu Chi Tunnel – Funny Story 4
Bukan Liza kalo nggak ngejailin
orang. Begitu gue keluar dari lubang kecil dengan tutup kayu persegi empat,
bule-bule yang lain penasaran juga pengen nyoba masuk. Apalagi gue katain
chicken …. Huahahahaha … langsung harga diri cowok-cowok bule kesentil juga
ternyata. Sayangnya mereka nggak ngeliat tanduk gue udah mulai keluar. Begitu
salah satu bule yang ngejailin gue tadi masuk lubang dan ditutup, langsung aja
gue berdiri di atas penutupnya. Semua orang ketawa ngakak ngeliat kejailan gue.
Apalagi si bule udah mulai panic berusaha ngebuka penutup lobang ….
Huahahahahaha … emang enak J
It’s not Liza if not teasing people. As soon as
I get out of small holes with wooden lid rectangular, other Caucasians are
getting curious also want to enter. Moreover, because I said chicken to them ....
Huahahahaha …. It direct self-esteem to the boys. Unfortunately they do not seeing
my horns have started out. As soon as one of the Caucasians who has teasing me
before had entered and closed the hole, I was immediately standing up on the
lid. Everyone was laughing seeing my mischief. Moreover, the Caucasians already
started to panic trying to open the cover of hole ... Huahahahahaha ... how nice.