Selesai berkeliling di
tempat pembuatan handicraft, perjalanan berlanjut ke arah luar kota. Peman-dangan
sepanjang jalan cukup menyenangkan meskipun rada bingung kok kita melewati
hutan-hutan yang cukup luas dan ternyata kita juga berhenti di sebuah hutan. Terpikir
di benak gue, kayaknya bakal diajak hiking ke dalem hutan nih. Tapi ternyata dugaan
gue salah. Cu Chi Tunnel ternyata daerah terowongan bawah tanah tempat
bersarangnya Vietcong di jaman perang melawan tentara Amerika. Waaahhh jadi
inget film-film perang Ameriaka dengan Vietnam. Yeehhuuu … lets go to
Rambo … he he he he….
Completed around the place making handicrafts, travel
continues to the outside of the city. Scenery along the road quite fun though little
bit confused why we pass through big forests and it turns out we also stopped
in a forest. It occurred in my mind I think would be invited to hike into the
forest. Apparently I was mistake. Cu Chi Tunnel is an underground tunnel where is
the Vietcong hiding on the war against American soldiers. Aaahhh … make me
remember American war movies with Vietnam. Yeehhuu ... lets go to
Rambo ... he he he ....
Begitu masuk ke hutan perdu
dengan pohon bambo dan pepohonan lainnya yang tumbuh agak rapat, kita diajak
masuk ke sebuah banker yang berisi kursi-kursi kayu berjejer. Seorang staff
yang bertugas disana mempersilahkan duduk dalam bahasa Vietnam yang
gue yakin kagak ada satu tamu pun yang ngerti … he he he …. Si petugas itu
kemudian memutar sebuah video dan meminta kita untuk menontonnya.
Once inside the shrubs forest
with bamboo and other trees that grow rather tight, we are invited to enter
into a banker containing wooden chairs lined. A duty staff there, asked us to
take a sit in Vietnamese language that I'm sure there is no one guest
understand ... he he he ....then the officer was plays a video and asked us to
watch it.
Video hitam-putih dengan durasi
kurang lebih 15 menit itu berceritera tentang Cu Chi yang tenang. Sebuah daerah penghasil padi yang subur
dan juga buah-buahan. Kedamaian ini kemudian berantakan ketika Amerika
datang dan membombardir gencar dengan bom. Ibarat semut yang diinjak pun
melawan. Begitu jugalah rakyat Cu Chi pun melawan Amerika. Film dokumenter itu
menggambarkan perlawanan semakin menghebat, ketika mereka mendapati Amerika
sudah tidak pandang bulu. Patung-patung Budha digempur dan dihancurkan, rumah
dibumi-hanguskan dan anak-anak kecil dibantai. Mereka pun menghimpun kekuatan, melawan
Amerika. Suatu pertempuran yang tidak seimbang, tetapi mereka tidak surut. Gue
jadi inget cerita dan pelajaran sejarah di sekolah tentang pahlawan-pahlaman
bamboo runcing di jaman perang dulu. He he he he
Black and white video with approximately 15 minutes
duration was telling about the quiet and peace Cu Chi. Fertile rice-producing
areas and also fruits. The peace later then broken when the Americans came and
bombarded heavily with bombs. Like ants which also trampled to fight. So the
people of Cu Chi have to against America too. Documentary film that
describes the resistance increasing in intensity, when they discovered America has
been indiscriminate. Buddha statues destroyed and battered, house-to scorch the
earth and small children were massacred. They also gather strength, against the
Americans. A battle that is not balanced, but they do not subside. I so
remember the stories and history lessons in school about the heroes of bamboo
sharpened at the time of the war….. ha ha ha ha ha
Sementara video diputar, banyak
peserta tour bosan dan keluar sebelum video selesai. Karena boring gue mulai
iseng berfoto ria. Tapi ternyata bule-bule ganteng rombongan gue pada iseng
ngikut berpose dibelakang gue.
While the video is playing, many tour
participants get bored and get out before the video finished. Because of bored
I started to take pictures for fun it was some handsome guys entourage on a
whim I adherents posing behind me.
No comments:
Post a Comment